Lia Dahliasari
1701344163
02PA3
Silahkan klik Video Kerjasama Indonesia-Rusia
Stadion GBK, Jakarta (google.com) |
Pada masa pemerintahan Soekarno sekitar tahun 1950-an hingga
1960-an, Indonesia-Rusia menjalin kerjasama yang erat. Rusia yang pada saat itu
masih bernama Uni Soviet, berperan besar dalam perjuangan diplomasi Indonesia
untuk mendapatkan pengakuan internasional atas kemerdekaan dan kedaulatan
Indonesia. Namun, hubungan baik kedua negara sempat 'mendingin' ketika Soeharto
menjabat sebagai Presiden. Dan hubungan kembali membaik setelah memasuki abad
ke-21.
Stadion Luzhniki, Moskow |
Seperti yang penulis jelaskan pada paragraf pertama, setelah
Soeharto menjabat sebagai Presiden, hubungan Indonesia-Rusia kurang baik karena
adanya pemberontakan G-30S/PKI. Namun, setelah abad ke-21, hubungan bilateral
kedua negara semakin membaik, terutama dalam kerjasama ekonomi. Listrik, minyak
dan gas, ruang angkasa, pembuatan kapal dan pariwisata mulai diidentifikasikan
oleh kedua negara sebagai rumusan kerjasama.
Dalam kerjasama ekonomi luar angkasa, pemerintah Indonesia
memberi lampu hijau untuk pembelian pesawat terbang buatan Rusia Superjet-100(SSJ-100)
di Jawa Barat pada Mei 2012 (Antaranews). Sky Aviator, jasa pelayanan
penerbangan carteran di Indonesia mulai menggunakan SSJ-100 pada Maret 2014 dan
berencana menggunakan pesawat tersebut untuk penerbangan domestik seperti
Pontianak di Kalimantan, Palembang di Sumatera, dan Natuna Ranai di Batam.Selain kerjasama luar angkasa, pariwisata menjadi target kerjasama kedua
negara. Warga Rusia merupakan orang Eropa yang terakhir mengenal Bali, menjadi
tempat yang menjanjikan untuk wisatawan dari Rusia yang terkenal tidak kaku
dalam pengeluaran. Indonesia pun bisa menikmati musim dingin di Rusia.
Dikutip dari
Antaranews, Pada tanggal 25 Februari 2014, forum bisnis Indonesia-Rusia: Investment
Strategies digelar di Jakarta dalam rangka Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-9
RI-Rusia Bidang Kerjasama Perdagangan, Ekonomi dan Teknik. Ajang ini digelar
oleh Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg bersama Dewan Bisnis
Rusia untuk Kerjasama dengan Indonesia dan Komite KADIN Indonesia Rusia dan
CIS, serta didukung oleh Rostec Corporation. Forum ini dihadiri oleh kalangan
pengusaha, pakar bisnis, dan anggota-anggota komunitas bisnis dari kedua negara
dan sejumlah perwakilan dari pemerintah Federasi Rusia dan Indonesia.
Pertemuan ini
dihadiri oleh Dmitry Rogozin sebagai Wakil Perdana Menteri Federasi Rusia, dan
Hatta Rajasa sebagai Menteri Kordinasi Bidang Perekonomian Republik Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, kedua negara setuju bahwa lima tahun terakhir,
kondisi perdagangan kedua negara berjalan dengan baik.Volume perdagangan
bilateral tahun 2013 mencapai 3,4 milyar dolar. Pada 2015 target mencapai 5
milyar dolar. Perdagangan Indonesia-Rusia mengalami peningkatan sekitar
29,27%/tahun. Sementara tahun 2012 mencapai US$3,34 milyar atau Rp33,4 triliun dan
2013 perdagangan Indonesia dan Rusia mengalami penurunan sebesar 4 persen.
Kerjasama merupakan
interaksi dari beberapa pihak yang diharapkan memberikan keuntungan terhadap
pihak terkait, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Dengan adanya
kerjasama bilateral Indonesia-Rusia, ini akan mendorong kemajuan ekonomi
Indonesia.
indonesia.rbth.com |
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar