1701345424
02PA3
http://www.pdk.or.id/wp-content/uploads/2011/10/ekonomi-indonsia.jpg |
Keadaan perekonomian global masih mengalami pelemahan
dan proses pemulihan ekonomi yang terjadi di beberapa kawasan masih rentan dan
tidak merata serta pengangguran masih tinggi di banyak negara. Pertumbuhan
ekonomi global sampai Oktober 2013 mengalami perlambatan dan downside risks
yang menjadi pusat perhatian. Perlambatan yang terjadi ditandai dengan
melemahnya permintaan domestik dan pertumbuhan yang masih belum merata,
terutama di Eropa, meskipun beberapa negara maju lain mengalami perbaikan
pertumbuhan ekonomi yang terutama Amerika Serikat dan Jepang .
Selain itu di negara kawasan Asia-Pasifik yang
mencakup Indonesia mengalami pengurangan investasi China secara bertahap, dalam
penerapan kebijakan moneter “quantitative easing” Jepang, kredit yang terus
bertambah pesat dan melonjaknya harga aset seperti perumahan. Sementara prospek
bagi negara-negara berkembang bervariasi seperti yang ditandai permintaan yang
meningkat lebih cepat dibanding pasokan yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi
yang tidak seimbang seperti inflasi dan meningkatnya utang.
Bank Dunia memperkuat proyeksi
pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 3,2%. Penguatan ini didorong
pemulihan ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan zona euro. Meski begitu, Bank
Dunia memberikan peringatan bahwa pasar negara berkembang tetap rawan terhadap
dampak kebijakan bank sentral AS. Bank Dunia menyatakan pertumbuhan ekonomi
global dapat melaju 0,2 poin persen lebih pesat dibanding perkiraan sebelumnya.
Selain itu pertumbuhan ekonomi AS, Eropa, dan Jepang kembali ke jalurnya.
Apabila proyeksi tercapai maka pertumbuhan ekonomi global pada level itu
menandai ekspansi terkuat sejak 2010 yang diraih 4,3%. Bank Dunia mengatakan
perekonomian global tumbuh hanya 2,4%.
Perekonomian AS diprediksi tumbuh 2,8%
tahun ini, menguat signifikan dari tahun lalu. Bank Dunia menaikkan proyeksi
2014 untuk zona euro sebesar 0,2 poin persen menjadi 1,1%. Kenaikan terjadi
menyusul dua tahun kontraksi di kawasan persatuan 18 negara Eropa itu. Dalam
proyeksi terbaru, Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan negara berkembang
menjadi 5,3%. Penurunan mengisyaratkan perubahan dalam tatanan ekonomi dunia,
yang dalam beberapa tahun terakhir disusul dengan pertumbuhan negara berkembang
seperti Cina, India, dan Brasil.
Bank Dunia juga merilis prediksi terkait pelonggaran bertahap program
stimulus bank sentral AS atau Federal Reserve, pertumbuhan di negara maju tersebut
dapat dilakukan dengan mengimbangi dampak negatif kenaikan suku bunga di negara
berkembang. Dalam asumsi dasarnya jika
pelonggaran stimulus Fed berjalan dengan mulus, Bank Dunia memperkirakan hanya
terjadi perlambatan kecil dalam aliran modal ke negara berkembang. Sebaliknya,
penarikan stimulus secara besar-besaran dapat menyebabkan gejolak dalam pasar
mata uang, ekuitas, dan obligasi.http://www.pesatnews.com/pictures/%20global.jpg-201207281439331.jpg |
Berdasarkan laporan IMF’s World Economic Outlook, diperkirakan laju perekonomian global pada tahun 2013 hanya tumbuh 2,9%, lebih rendah dibandingkan proyeksi tahun sebelumnya yaitu 3,2%. IMF juga menurunkan proyeksi pertumbuhan global untuk tahun 2014, dari proyeksi awal 3,8% menjadi 3,6%. Meski ada perbaikan dalam pertumbuhan negara maju seperti Inggris dan AS, IMF memperingatkan bahwa pelambatan ekspansi di negara berkembang seperti Brasil, Cina dan India, menahan laju pertumbuhan global. IMF memperkirakan pertumbuhan di Rusia, Cina, India dan Meksiko akan lebih lambat ketimbang perkiraan yang dikeluarkan bulan lalu.
Sumber :
http://kemlu.go.id/Pages/IIssueDisplay.aspx?IDP=7&l=id
http://www.pesatnews.com/pictures/%20global.jpg-201207281439331.jpg
http://economy.okezone.com/read/2014/01/22/213/929916/imf-naikkan-proyeksi-pertumbuhan-ekonomi-global
http://indo.wsj.com/posts/2014/01/15/proyeksi-ekonomi-global-bank-dunia/
http://www.pdk.or.id/wp-content/uploads/2011/10/ekonomi-indonsia.jpg
0 komentar:
Posting Komentar