Jumat, 14 Maret 2014

Ketahanan energi





Rosa Danar Budiarti
 02PA3
islamtimes.org
       Ada beberapa isu yang mempengaruhi perkembangan perekonomian internasional, salah satu isu yang diambil yaitu Ketahanan Energi. Definisi Ketahanan Energi  seiring perkembangannya dapat berubah-ubah. Pada periode 1970-an pergolakan minyak bumi yang mengaitkan ketahanan energi melakukan upaya untuk menghindari resiko kekurangan pasokan minyak yang dihasilkan dari potensi minyak mentah dari Timur Asia. World Economic Forum menjelaskan bahwa ketahanan energi adalah  kemampuan ekonomi untuk menjamin ketersediaan pasokan semberdaya energi secara berkelanjutan dan tepat waktu dengan harga energi yang sewaktu-waktu akan meningkat sehingga mempengaruhi kinerja perekonomian. Beberapa faktor yang mempengaruhi ketahanan energi:

1.      Penyediaan cadangan bahan bakar baik di dalam negeri maupun tujuan ekspor
2.      Kemampuan ekonomi dalam mengeksplorasi pasokan atau sumber energi untuk memenuhi permintaan
3.      Aksebilitas sumber daya energi, ini terkait dalam ketersediaan infrastruktur energi dan transportasi
4.      Kestabilan dan keamanan geopolitik sekitar sumber daya energi

     Pengertian yang diambil dari keempat faktor tersebut bahwa ketahanan energi merupakan suatu kondisi dimana kebutuhan masyarakat luas akan energi dapat dipenuhi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip ketersediaan, keterjangkauan, dan akseptabilitas. Ketidakseimbangan dalam permitaan dan penawaran energi yang mendorong pesat laju pertambahan penduduk dan pesatnya industrialisasi dunia yang mengakibatkan terkurasnya cadangan energi dalam jumlah besar terutama energi fosil yang merupakan sumber energi utama di dunia. Setiap negara mempunyai kebijakan dan strategi yang berbeda-beda dalam menjaga ketahanan energi untuk memenuhi kebutuhan akan energi dalam kepentingan nasional.

    Negara yang memiliki cadangan minyak terbesar di dunia adalah Saudi Arabia, Iran, Irak, Kuwait, Venezuela, Rusia, Libya, Kazakhstan dan Nigeria. Kenaikan harga energi  di dunia karena pemulihan ekonomi di Asia yang mengakibatkan permintaan energi untuk industri dan konsumsi mengalami peningkatan.  Proporsi sumber energi utama minyak bumi saat ini mencapai 40% dari total permintaan energi dunia namun persediaan cadangan terus berkurang. Pada tahun 2011 pertumbuhan permintaan minyak bumi dunia mencapai 1,7%. Peningkatan produksi yang hanya mencapai 0,9% serta cadangan minyak bumi global yang semakin berkurang sehingga negara-negara termasuk Indonesia rentan terhadap resiko terjadinya krisis energi dunia.

    Ketahanan energi Indonesia saat ini masih kalah dengan Malaysia dan Singapura, Indonesia hanya memiliki stok Bahan Bakar Minyak (BBM) 22 hari, lebih singkat daripada dua negara tetangganya. Selain stok yang minim, kapasitas dan kulaitas kilang Indonesia juga sudah tidak lagi memumpuni. Saat ini kilang Indonesia hanya bisa mengolah minyak mentah 800 ribu barel. Malaysia dengan jumlah penduduk lebih sedikit mampu mengolah 722 ribu barel minyak mentah.


     Diperkirakan sekitar tahun 2030 populasi dunia bertambah 1,3 milyar hingga mencapai 8,3 milyar, sedangkan total Gross Domestic Produc dunia akan mencapai dua kali lipat dibangding tahun 2011. Tingkat konsumsi energi dunia rata-rata akan tumbuh 1,6% per tahun sehingga akan bertambah 36% pada tahun 2030. Maka dari itu dalam penyedian sumber energi yang menncukupi dan terjangkau merupakan keharusan untuk menyokong pertumbuhan dan pembangunan berkelanjutan. 
bisnis.liputan6.com


         Ketahanan energi merupakan salah satu elemen pokok dari proses pembahasan agenda pembangunan global pasca 2015 terutama terkait peranan energi dalam pemberantasan kemiskinan dan perubahan iklim. Namun kondisi geopolitik dan krisis ekonomi global ikut mempengaruhi pasokan dan harga energi global khususnya minyak dan gas.




 Sumber:
  
  ‎


 

0 komentar:

Posting Komentar