Rosa Danar Budiarti
02PA3
Ada
beberapa isu yang mempengaruhi perkembangan perekonomian internasional, salah
satu isu yang diambil yaitu Ketahanan Energi. Definisi Ketahanan Energi seiring perkembangannya dapat
berubah-ubah. Pada periode 1970-an pergolakan minyak bumi yang mengaitkan
ketahanan energi melakukan upaya untuk menghindari resiko kekurangan
pasokan minyak yang dihasilkan dari potensi minyak mentah dari Timur Asia. World Economic Forum menjelaskan bahwa ketahanan energi adalah kemampuan ekonomi untuk menjamin ketersediaan
pasokan semberdaya energi secara berkelanjutan dan tepat waktu dengan harga
energi yang sewaktu-waktu akan meningkat sehingga mempengaruhi kinerja
perekonomian. Beberapa faktor yang mempengaruhi ketahanan energi:
1.
Penyediaan
cadangan bahan bakar baik di dalam negeri maupun tujuan ekspor
2.
Kemampuan
ekonomi dalam mengeksplorasi pasokan atau sumber energi untuk memenuhi permintaan
3.
Aksebilitas
sumber daya energi, ini terkait dalam ketersediaan infrastruktur energi dan
transportasi
4.
Kestabilan
dan keamanan geopolitik sekitar sumber daya energi
Pengertian
yang diambil dari keempat faktor tersebut bahwa ketahanan energi merupakan
suatu kondisi dimana kebutuhan masyarakat luas akan energi dapat dipenuhi
secara berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip ketersediaan, keterjangkauan,
dan akseptabilitas. Ketidakseimbangan dalam permitaan dan penawaran energi
yang mendorong pesat laju pertambahan penduduk dan pesatnya industrialisasi
dunia yang mengakibatkan terkurasnya cadangan energi dalam jumlah besar
terutama energi fosil yang merupakan sumber energi utama di dunia. Setiap
negara mempunyai kebijakan dan strategi yang berbeda-beda dalam menjaga
ketahanan energi untuk memenuhi kebutuhan akan energi dalam kepentingan
nasional.
Negara yang
memiliki cadangan minyak terbesar di dunia adalah Saudi Arabia, Iran, Irak,
Kuwait, Venezuela, Rusia, Libya, Kazakhstan dan Nigeria. Kenaikan harga energi di dunia karena pemulihan ekonomi di Asia yang
mengakibatkan permintaan energi untuk industri dan konsumsi mengalami
peningkatan. Proporsi sumber energi
utama minyak bumi saat ini mencapai 40% dari total permintaan energi dunia
namun persediaan cadangan terus berkurang. Pada tahun 2011 pertumbuhan
permintaan minyak bumi dunia mencapai 1,7%. Peningkatan produksi yang hanya
mencapai 0,9% serta cadangan minyak bumi global yang semakin berkurang sehingga
negara-negara termasuk Indonesia rentan terhadap resiko terjadinya krisis
energi dunia.
Ketahanan energi
Indonesia saat ini masih kalah dengan Malaysia dan Singapura, Indonesia hanya
memiliki stok Bahan Bakar Minyak (BBM) 22 hari, lebih
singkat daripada dua negara tetangganya. Selain stok yang minim,
kapasitas dan kulaitas kilang Indonesia juga sudah tidak lagi memumpuni. Saat
ini kilang Indonesia hanya bisa mengolah minyak mentah 800 ribu barel. Malaysia
dengan jumlah penduduk lebih sedikit mampu mengolah 722 ribu barel minyak
mentah.
Diperkirakan
sekitar tahun 2030 populasi dunia bertambah 1,3 milyar hingga mencapai 8,3
milyar, sedangkan total Gross Domestic Produc dunia akan mencapai dua kali
lipat dibangding tahun 2011. Tingkat konsumsi energi dunia rata-rata akan
tumbuh 1,6% per tahun sehingga akan bertambah 36% pada tahun 2030. Maka dari
itu dalam penyedian sumber energi yang menncukupi dan terjangkau merupakan
keharusan untuk menyokong pertumbuhan dan pembangunan berkelanjutan.
bisnis.liputan6.com |
Ketahanan
energi merupakan salah satu elemen pokok dari proses pembahasan agenda
pembangunan global pasca 2015 terutama terkait peranan energi dalam
pemberantasan kemiskinan dan perubahan iklim. Namun kondisi geopolitik dan
krisis ekonomi global ikut mempengaruhi pasokan dan harga energi global
khususnya minyak dan gas.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar