Lia Dahliasari
1701344163
BRICS (Brazil,
Russia, India, China and South Africa) merupakan institusi regional yang
melibatkan lima negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Goldman Sachs adalah pencetus BRICS pada
2001. Goldman Sachs menyatakan bahwa
pada 2050 gabungan negara tersebut akan mengalahkan negara-negara terkaya di
dunia. Selain anggota negara BRICS; Meksiko, Korea Selatan dan Indonesia
menduduki peringkat 13, 14 dan 19 dalam daftar negara ekonomi terbesar. PDB
Meksiko dan Korea Selatan tumbuh 5%/tahun, dan Indonesia 6,5%/tahun.
Selain itu, Indonesia menjajaki kerja sama
ekonomi dengan sesama negara berkembang atau dikenal dengan MINT, yakni
Meksiko, Indonesia, Nigeria, dan Turki (Tempo, 2014). MINT yang dicetuskan oleh
Jim O’Neil, memungkinkan menjalani kerjasama lanjutan untuk BRICS karena posisi
geografis, populasi, sumber daya dan potensi masing-masing negara untuk
memajukan ekonominya. WEF (World Economic
Forum) menyatakan bahwa posisi Indonesia dalam peningkatan daya saing
secara cepat dan dinamis di kawasan Asia-Pasifik, yaitu dari urutan 50 menjadi
38 dengan skor 4,53. Menurut WEF indeks GCI 2013, Indonesia mengungguli empat
dari lima negara BRICS; Brasil, India, dan Afrika Selatan, namun masih di bawah
Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand. Presiden SBY, dalam
pidatonya dihadapan 100 Pengusaha New
York Stock Exchange di Wall Street,
New York, menjelaskan bahwa sejak
2001 ekonomi Indonesia telah tumbuh dengan cepat dan konsisten setiap tahun,
kecuali pada 2009.
www.li.com |
Jim O’Neil menjelaskan bahwa MINT lebih
berpotensi untuk memajukan negara anggota dalam bidang ekonomi dibandingkan
dengan BIRCS. Sehingga, MINT dianggap langkah lanjutan dari BRICS yang
menyatukan negara-negara yang memiliki potensi untuk maju dalam bidang ekonomi.
Negara-negara tersebut, secara letak geografis berjauhan, namun merupakan
negara tujuan para investor. Seperti Meksiko, yang secara geografis berdekatan
dengan Amerika Serikat dan Amerika Latin, Indonesia adalah negara di Kawasan
Asia-Pasifik, juga Turki yang merupakan bagian dari negara Timur dan negara
Barat, memiliki potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi besar jika digabungkan
dalam satu institusi regional.
BRICS dianggap tertinggal oleh perkembangan
MINT. Berdasarkan data World Economic
Outlook dan Bloomberg, Meksoki
tumbuh 1,5%, Indonesia 5,8%, Nigeria 6,39% dan Turki 4,4%. Berdasarkan Bank
Dunia dan Goldman Sachs, PDB negara MINT pada 2012; Meksiko 1,18 triliun dollar
AS, Indonesia 0,88 triliun dolar AS, Nigeria 0,26 triliun dolar AS, dan Turki
0,79 triliun dolar AS.
Namun demikian, setiap hal tentu memiliki
hambatan. Seperti halnya Indonesia dan tiga negara anggota MINT lainnya,
perkembangan dan kemajuan ekonomi itu tentu memiliki hambatan. Salah satunya
adalah infrastruktur dalam negeri itu sendiri. Di Indonesia, tentu keadaan
politik yang sudah menjadi “tradisi”, yaitu korupsi dikalangan petinggi negara. Hal tersebut akan menjadi penghambat perkembangan ekonomi Indonesia di masa
mendatang.
Sumber :
http://www.tempo.co/read/news/2014/02/22/090556438/Indonesia-Jajaki-Kerjasama-Ekonomi-Negara-MINThttp://www.tempo.co/read/news/2012/09/25/092431807/Indonesia-Diklaim-Lebih-Baik-dari-OECD-dan-BRICS